Translate

Jumat, 13 Maret 2015

E-paspor dan paspor konvensional, apa bedanya?

Sekitar setahun yang lalu, masyarakat traveler Indonesia lagi diserang kehebohan berkat munculnya kabar bahwa Pemerintah Jepang memberlakukan aturan bebas visa buat warga negara Indonesia yang memegang e-paspor. Kamu mungkin akan mengernyitkan kening kalo baru pertama kali mendengar istilah ini. Biar makin kece, yuk ikuti pembahasan Pegipegi tentang e-paspor berikut ini.
infographic passport-1
E-paspor, atau paspor biometrik pada dasarnya adalah suatu jenis paspor yang dilengkapi dengan data biometrik sebagai salah satu elemen pengaman paspor. Data biometrik ini tersimpan dalam sebuah chip berukuran mini yang ditanamkan dalam paspor kita, yang memuat data biometrik wajah dan sidik jari pemegangnya.
E-paspor juga diklaim lebih aman jika dibandingkan dengan paspor elektronik, dan lebih ramah lingkungan karena mengurangi pemakaian kertas. Alasan-alasan inilah yang membuat beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Austalia, Swedia, dll mewajibkan orang asing yang datang berkunjung wajib menunjukkan e-paspor.
Secara fisik, nyaris nggak ada perbedaan antara e-paspor dan paspor konvensional. Bedanya hanya terletak pada chip di dalam e-paspor. Demikian juga dalam prosedur pengajuan e-paspor, travelers. Kamu cukup membawa dokumen asli semacam KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran, serta memfotokopikannya di selembar kertas ukuran A4, sama saja dengan prosedur pengajuan paspor konvensional.
Kalo pun ada perbedaan antara e-paspor dan paspor elektronik, itu hanya terletak pada ongkos pembuatannya. Yaitu sekitar Rp 1,1 juta untuk e-paspor setebal 48 halaman. Sedangkan paspor konvensional dengan jumlah halaman yang sama hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 700 ribu (berdasarkan pengalaman rekan Pegipegi yang mengurus e-paspor di akhir tahun 2014).
Dengar-dengar sih pemerintah Indonesia akan menerapkan kebijakan wajib e-paspor mulai tahun ini, travelers. Kalo saran Pegipegi sih mending kamu membuat e-paspor aja, karena akan lebih menguntungkan buatmu, travelers. Di Bandara Soekarno-Hatta kamu nggak perlu antri di pintu pemeriksaan imigrasi, melainkan langsung menuju autogate penerbangan internasional dan terbang ke negara tujuan liburanmu. Untuk yang belum tahu cara membuat e-paspor, bisa baca tips mudah membuat e-paspor terlebih dahulu.
Nah, e-paspor segera beres, kamu siap traveling ke manapun tujuanmu. Jangan lupa rencanakan perjalananmu terlebih dahulu dengan memesan tiket pesawat dan booking hotel di pegipegi.com agar lebih hemat ya, travelers!


Bunut Bolong, Pohon Berlubang dengan Aura Magis di Bali

Travelers, kamu pasti setuju kalau mencari tempat wisata yang seger-seger, menantang, penuh tradisi dan modern di Pulau Dewata sangat mudah didapatkan, bukan?

 Mulai dari pantai, pasar tradisional, spot diving dan snorkeling, wisata budaya dan bahkan wisata kuliner bisa kamu temukan di sana.

 Kalau pengin melenceng sedikit dari tema-tema tersebut, kamu bisa memilih tempat wisata yang punya aroma magis dan mistis. 

So kali ini, Pegipegi mau ajaktravelers semua menuju ke Bunut Bolong di Bali.

Yuk disimak ulasannya.


foto: bali.panduanwisata.id
foto: bali.panduanwisata.id
Sebelum kita ngomongin tentang daya magis Bunut Bolong, ada baiknya kita tahu lokasinya, ‘kan? Spot wisata ini terletak di Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupatan Jembrana, atau bisa ditempuh dalam waktu 2 jam berkendara dari Denpasar, atau sekitar 1 jam dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) kalau travelers menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Sebenarnya, Bunut Bolong hanyalah sebuah pohon beranting yang punya lubang besar pada bagian tengah dan dapat dilalui oleh 2 mobil secara bersamaan. Jadi sangat unik ‘kan? Kita hampir jarang mendengar fenomena seperti ini. Nama Bunut sendiri dalam bahasa lokal punya arti nama sebuah pohon berakar, sedangkan Bolong artinya berlubang. So secara keseluruhan, Bunut Bolong berarti pohon Bunut yang punya lubang pada bagian tengah.
Kelihatannya sih seperti pohon biasa namun pohon ini masih menyimpan aura magis bila travelers melewatinya. Lekukan yang tercipta secara alami dan terlihat begitu unik makin menambah pesona Bunut Bolong. Apalagi di kanan-kirinya terdapat hutan dengan pepohonan berdaun hijau yang cukup rindang dan rimbun. Kondisi ini pun makin menambah keangkeran kawasan tersebut.
Biarpun lebih dikenal sebagai tempat wisata beraroma magis, namun spot ini juga menawarkan daya tarik lain. Disini, nuansa alam dan pedesaaan begitu jelas terlihat. Apalagi memang disekitar Bunut Bolong dikelilingi hutan mulai dari selatan ke utara dan perkebunan cengkeh, kakao, dan kelapa. Bisa dibayangkan ‘kan kalau pemandangan hijau mendominasi kawasan ini. Dengan corak pegunungan yang begitu khas, tempat ini pun tidak pernah sepi pengunjung.
Suasana alami, udara yang masih sejuk, serta atmosfer tenang yang ditawarkan oleh area di sekitar Bunut Bolong menjadi tempat yang pas banget buat travelers yang memang sedang berburu tempat wisata alternatif di Bali, pengin menenangkan diri, bersemedi, atau pengin ‘ngebolang’ ke lokasi-lokasi yang punya nilai mistis khas Bali.
Pemerintah daerah setempat sepertinya juga sudah memperhitungkan daya tarik tempat wisata ini sehingga kini fasilitasnya sudah cukup memadai, mulai penginapan, kios souvenir, restoran, tempat parkir, kondisi jalan yang mulus, dan toilet. Tidak hanya itu, buat pemeluk agama Hindu, mereka juga bisa sekalian berwisata religi dengan mengunjungi sebuah pura bernama Pura Pujangga Sakti. Pura ini dibangun untuk menghormati seorang Empu bernama Dang Hyang Sidhi Mantra.
Pura ini juga menjadi tempat yang dipakai oleh sesepuh desa pada tahun 1928-an untuk bersemedi memohon petunjuk atas permasalahan yang terjadi, yaitu terjangkitnya penyakit mematikan. Hingga akhirnya ‘wangsit’ atau petunjuk pun didapatkan dengan memindahkan tempat tinggal yang tadinya ada di sebelah utara pohon Bunut Bolong ke sisi sebelah selatan Bunut Bolong. Secara ajaib, penyakit mematikan pun makin mereda. Karena momentum itulah kenapa masyarakat setempat percaya kalau pohon misterius tersebut punya daya magis kuat sehingga sampai sekarang masih terus dipelihara dan dilestarikan.
Mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat lokal juga beragam. Mulai dari pantangan bagi calon pengantin agar tidak melewati Bunut Bolong karena mereka meyakini pernikahan akan batal dilakukan. Bahkan, membawa jenazah, mobil jenazah dan prosesinya juga mesti dihindari sehingga mereka membuat jalan alternatif disamping pohon tersebut.
So travelers, kalau lagi jalan-jalan ke Bali, sempatkan juga untuk mampir ke Bunut Bolong ya. Buktikan sendiri aura magis yang ada disekitarnya. Cek juga situs Pegipegi.com untuk pesan tiket pesawat dan hotel, aaand you are ready to go!


Info Hotel di Bali

       
        http://us.to/9zs