Translate

Jumat, 16 Januari 2015

Bagaimana Maskapai LCC Menjual Tiket Murah?


air asia
 Mencari tiket pesawat murah kayaknya sudah menjadi kebiasaan di Indonesia, khususnya bagi mereka yang cinta travelling. Maklum, anggaran pengeluaraan selama berwisata bisa ditekan dengan memilih tiket murah yang dibeli jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.
Sayangnya nih, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru-baru ini telah memutuskan kenaikan tarif batas bawah sebesar 40 persen untuk tiket pesawat domestik, sehingga kemungkinan besar tidak ada lagi tiket murah yang dijual maskapai penerbangan di Indonesia.
Kemenhub menilai perlu menaikkan tarif batas bawah demi menjamin keselamatan penumpang, menyusul kecelakaan yang menimpa pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura yang jatuh di Selat Karimata akhir tahun.
Namun, keputusan tersebut mengundang reaksi keras di Tanah Air. Apalagi industri maskapai ber-budget rendah juga marak di bebagai negara lain di dunia.
Benarkah ada korelasi antara maskapai Low Cost Carrier (LCC) dengan kecelakaan tersebut? Lalu apa sih, yang membuat sebuah maskapai LCC bisa menjual tiket begitu murah?

1. Isian kabin di LCC yang lebih banyak

Semakin banyak jumlah seat yang disediakan, semakin besar kemungkinan sebuah maskapai menjual tiket pesawat mereka.
Southwest Airlines, maskapai LCC terbesar di dunia awal Amerika Serikat, mengisi pesawatnya dengan jumlah tempat duduk lebih banyak dan terbang lebih sering ketimbang maskapai full service demi menekan biaya pengeluaran.
Maskapai LCC dapat menampung hingga 148 seats dan hanya menyediakan kelas ekonomi. Bandingkan dengan maskapai full service yang cuma diisi 128 seats.

2. Hanya menjual tiket pesawat, tanpa ‘embel-embel’

Buat kalian yang sering bepergian menggunakan pesawat terbang, membeli tiket full-service kadang memberatkan. Nah, maspakai LCC ini memberikan pilihan kepada calon penumpang untuk hanya membeli apa-apa yang dibutuhkan. Mulai dari makanan sampai bagasi semua dijual terpisah, jika penumpang tidak butuh makan dan tidak membawa banyak bawaan, maka mereka tidak perlu membeli fasilitas keduanya. Belum lagi tidak adanya fasilitas hiburan di pesawat LCC. Penghapusan biaya-biaya ini memungkinan maskapai menjual pesawat lebih murah dibandingkan maskapai full-service.

3. Penerbangan langsung, tanpa transit

Untuk menghemat biaya, maskapai penerbangan murah tidak menggunakan sistem transit, apalagi bekerja sama dengan maskapai lain yang melibatkan transit. Air Asia misalnya, mereka hanya melakukan perjalanan di udara kurang dari tiga jam.

4. Pemilihan bandara

Pemilihan fasilitas bandara juga menjadi opsi untuk menekan biaya pengeluaran. Di negara lain, tak sedikit yang menyediakan bandara khusus maskapai tarif rendah. Di Kuala Lumpur misalnya, Air Asia memilih Los Cost Carrier Terminal (LCCT) dibandingkan Kuala Lumpur International Airport. Tak hanya itu, maskapai LCC juga biasanya tidak memiliki Lounge mewah seperti maskapai reguler pada umumnya.
Contoh penghematan lain yang dilakukan oleh maskapai LCC adalah tidak menggunakan fasilitas gasbarata (jembatan yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang).

5. Hanya menyediakan satu tipe pesawat

Penerbangan murah juga memangkas biaya mereka dengan hanya menggunakan satu tipe pesawat saja (single fleet type). Dengan demikian, mereka akan menghemat anggaran yang seharusnya dikeluarkan jika memiliki tipe pesawat terbang berbeda. Pasalnya, semakin banyak merek dan tipe pesawat, semakin rumit pula manajemen operasionalnya.
Misal, sebuah maskapai hanya menggunakan Boeing B-737 series saja atau Airbus 320/319 saja.

6. Turnarounds singkat

Selain menghemat di bebagai pos, maskapai LCC juga mengejar pendapat dengan optimalisasi pesawat yang ada. Gak heran jika pesawat LCC lebih cepat parkir di bandara, hanya sekitar 25-30 menit untuk menurunkan dan menerbangkan penumpang. Sebaliknya, maskapai reguler biasanya memakan waktu setidaknya 45 menit untuk singgah.


Daftar Hotel di Indonesia

Tidak ada komentar: